RAHEL PERGI KE SURGA SENDIRI (Majalah Pesona Agustus 2014) Cerpen oleh Ita Siregar Apa yang kusentuh dan menyentuhku, tak lagi menyala. Bermula dari sebuah harapan. Aku akan memerikannya di sini. Jangan tutup peti itu dulu, tolonglah. Jadi, semenjak beribadat di gereja-mal yang suasananya gaduh dengan tempik-sorak dan doa riuh seperti dengung ribuan kumbang, anak perempuanku ini kesengsem segala siasat ritualnya. Dari ceritanya aku tahu, di tempat itu, Tuhan dipuja dengan iringan musik lirih, lantas keras, dengan suara histeris dan tangis, menyambut kehadiran Roh Tuhan. Macam menyambut superstar saja. Maka, darah muda anak perempuanku bergelegaklah di sana, penuh hasrat. Hidupnya seperti menyala. Setelah itu hidupnya tak jauh-jauh dari rumah Tuhan. Hari Minggu ia dua kali ikut ibadah. Satu hari di rumah Tuhan lebih baik daripada seribu hari di tempat lain, Mak, itu alasannya. Iyah, dia mulai luwes mengutip ayat Kitab Suci. Lantas, Senin ia puasa-doa. Selasa ia ikut meneli