Skip to main content

Cara Mudah Mengghitung Luas Atap

Bagaimana Cara Mudah Menghitung Luas Atap dengan Data yang diketahui hanya ukuran bangunan, overstek, dan sudut kemiringan atapnya? sementara gambar tidak ada. Berikut pembahasannya.
Contoh :
  • Bangunan berukuran                          = 5×7 M’
  • Overstek (kelebihan atap keliling)    = 1 M’
  • Sudut kemiringan konstruksi atap   = 30°
  • Konstruksi Atap Perisai
Koefisien Pengali Luas Atap dari Bidang Datar
Kemiringan Atap              Koefisien (1/cosα)
  • 10°                                          1,0154
  • 15°                                          1,0353
  • 20°                                          1,0642
  • 30°                                          1,1547
  • 45°                                          1,4142
Maka Luas Atap dapat dihitung dengan
Pajang Atap = panjang bangunan + 2*overstek = 7 + (2*1) = 9 M’
Lebar Atap   = lebar bangunan + 2*overstek      = 5 + (2*1) = 7 M”
Maka Luas Atap (A) = p Atap x l Atap x Koefisien 30°
                                     = 7 x 9 x 1,1547
                                     = 72,74 M2
Sebenarnya ini adalah penerapan pelajaran trigonometri dimana panjang garis miring (b) adalah panjang garis datar (a) dibagi cosinus dari sudut (α) yang mempertemukan garis tersebut (cie cie yang ketemuan di sudut.
Image and video hosting by TinyPic
cosα = a/b
b = a/cosα
Jika Anda menggunakan kalkulator scientific Maka dari contoh tadi, dapat dihitungn dengan menginput padakalkulator (5+2)x(7+2)x(1/cos30), Diperoleh 72,746 M2
Jika sudak terbiasa berada di lingkungan konstruksi atap maka bisa saya koefisien kemiringan atap tadi dihafal saja.
Terlepas dari jenis konstruksi atap pelana maupun perisai, cara ini dapat digunakan tanpa perlu menghitung luas perbidang atap. Terkeciali konstruksi atap bertingkat-tingkat, tentu perhitungan dengan seksama perlu dilakukan.

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip Dasar Pola pembebanan Plat lantai pada perhitungan Balok induk lantai 2

Sebelum menghitung dimensi balok pada lantai 2, perlu untuk menghitung beban beban yang bekerja pada balok tersebut. Beban yang diterima oleh balok, ( seperti pada ilustrasi dibawah ini ) adalah : beban plat lantai ( q1 ) beban balok anak ( berat sendiri balok anak + q2 )   Ilustrasi pembebanan pada balok B1 Langkah2 Perhitungan : 1. Menentukan beban yang bekerja pada plat lantai Beban pada plat lantai ( kasus umum ) 2, Menghitungan tebal plat lantai ( dianggap sudah hitung ) 3. Menghitung beban merata pada balok. Menghitung beban plat pada balok B1 Beban merata pada balok B1 3. Menghitung beban terpusat pada balok. Beban  P1 ( beban plat lantai pada balok B2 dan berat sendiri balok B2 ; dipakai untuk perhitungan kolom pada portal struktur ) Beban  P2 ( beban plat lantai pada balok anak dan berat sendiri balok anak ) Beban terpusat pada balok B1 4. Menghitung beban angin dan beban gempa 5. Input data pada portal ( sap ; etabs ; staadpro 

Menghitung Ukuran, Dimensi Pondasi Menerus Batu Kali

Cara Menghitung Ukuran / Dimensi Pondasi Menerus Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai yang terkecil. Rumus Pondasi =P / σ t Keterangan: P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu: Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya Berat Atap Berat Plafond Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas Berat sendiri Pondasi Berat tanah di atas Pondasi Untuk menghitung berat konstruksi dari bangunan dan bahannya, dipakai Peraturan Muatan Indonesia, NI – 18. Berat pasangan bata dengan perekat 1kp : 1pc : 2ps  adalah 1.700 kg/m3. Bila dipakai perekat 1pc : 2ps : beratnya 2.000 kg/m3. Untuk pasangan bata dengan perekat campuran kapur dan semen atau sebagian pakai perekat kapur dan sebagian lagi dengan perekat semen dapat dipakai berat rata-rata 1.800 kg/m3. Berat ini sudah t

Memahami hubungan struktur pondasi, sloof, kolom, dan ringbalok pada rumah tinggal

Komponen struktur utama bangunan yang perlu dipahami dalam membangunan rumah adalah : Pondasi Penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok) Kuda-kuda dan atap untuk bagian lain lebih merupakan komponen non struktural yaitu : Eksterior dan Interior Berikut adalah gambaran / ilustrasi bagian struktur bangunan selain atap, meliputi hubungan antara pondasi, sloof, kolom dan ringbalok serta hubungan dengan dinding dan kusen. hubungan pondasi, sloof, kolom, ringbalok, dinding dan kusen