Skip to main content

Menentukan ukuran Tangga dan Anak Tangga untuk bangunan bertingkat

Tangga untuk rumah bertingkat saat ini mempunyai kedudukan penting karena membawa prestise bagi penghuni bangunan tersebut ( dengan menggunakan berbagai variasi design sesuai kebutuhan ).
Tetapi sekarang bila membuat bangunan disertai tangga sudah bukan barang kemewahan lagi. Ini tidak lain karena keterbatasan lahan maka pengembangannya harus ke atas dan pasti memerlukan tangga.
Tangga harus memenuhi syarat-syarat antara lain:
  1. Dipasang pada daerah yang mudah dijangkau
  2. Mendapat penerangan yang cukup terutama siang hari
  3. Bentuk/dimensi tangga sesuai dengan ukuran langkah normal serta dipertimbangkan untuk pengangkutan barang/perabot.
  4. Berbentuk sederhana dan layak dipakai
Sudut   tangga   yang   mudah   dijalani   dan   efisien   sebaiknya   mempunyai kemiringan maksimal ± 40º. Jika mempunyai kemiringan lebih dari 45º pada waktu dilewati akan berbahaya terutama dalam arah turun. Agar supaya tangga tersebut nyaman dilewati, ukuran optrade (tegak) dan aantrede (mendatar) harus sebanding.

Perhitungan dimensi tangga :

1 Aantrade + 2 Optrade = 57 sampai dengan 60 cm

DIMANA  ;
a  = lebar anak tangga = aantrede
o  = tinggi anak tangga = optrede

Pertimbangan
Panjang langkah orang dewasa dengan tinggi badan normal itu rata-rata 57– 60 cm. Menurut penelitian pada saat mengangkat kaki dalam arah vertikal untuk tinggi tertentu dibutuhkan tenaga 2 kali lipat pada saat melangkah dalam arah horizontal.

Misal sebuah bangunan bertingkat dengan tinggi lantai 3,50 m
Anak tangga tegak (optrade) ditaksir 18 cm.
Jadi jumlah optrade = 350 : 18 = 18, 4 buah dibulatkan = 19 buah sehingga
optradenya menjadi = 350 : 19 = 18,4 cm.
Ukuran ini harus diteliti benar sampai ukuran dalam milimeter.

Menurut rumus tangga:

1 aantrade + 2 optrade = 57 – 60 cm 

Lebar aantrade (57 s/d 60 ) – 2 x 18,4 = 20, 2 s/d 23,2 cm
( ukurannya bisa dibulatkan menjadi antara 20 dan 23 cm untuk mempermudah pekerjaan )

Ukuran lebar tangga standart :
  • Dilalui 1 orang lebar ± 80 cm 
  • Dilalui 2 orang lebar ± 120 cm 
  • Dilalui 3 orang lebar ± 160 cm

Tips untuk tangga rumah tinggal :
  • Lebar anak tangga = a = 22 – 30 cm, yang baik adalah 30 cm.
  • Tinggi anak tangga = o = Maksimal 20 cm, yang baik adalah 15 – 18 cm
Tips untuk tangga bangunan umum :
  •  Lebar anak tangga = a = 30 cm, serta tidak boleh kurang dari 22,5 cm.
  • Tinggi anak tangga = o = Maksimal 19 cm serta yang baik 15 cm
Tinggi Bebas berdiri :
  • adalah jarak bebas vertikal saat orang berdiri ditangga mulai dari anak tangga pertama sampai terakhir
  • Orang dan barang harus direncanakan dapat bebas tanpa ada halangan pada saat melewati anak tangga
  • Tinggi bebas minimal kurang lebih 2 m
  • Dipertimbangkan untuk menggunakan bordes pada bidang tangga yang tinggi.
untuk bentuk macam tangga silakan lihat disini :

Comments

Popular posts from this blog

Prinsip Dasar Pola pembebanan Plat lantai pada perhitungan Balok induk lantai 2

Sebelum menghitung dimensi balok pada lantai 2, perlu untuk menghitung beban beban yang bekerja pada balok tersebut. Beban yang diterima oleh balok, ( seperti pada ilustrasi dibawah ini ) adalah : beban plat lantai ( q1 ) beban balok anak ( berat sendiri balok anak + q2 )   Ilustrasi pembebanan pada balok B1 Langkah2 Perhitungan : 1. Menentukan beban yang bekerja pada plat lantai Beban pada plat lantai ( kasus umum ) 2, Menghitungan tebal plat lantai ( dianggap sudah hitung ) 3. Menghitung beban merata pada balok. Menghitung beban plat pada balok B1 Beban merata pada balok B1 3. Menghitung beban terpusat pada balok. Beban  P1 ( beban plat lantai pada balok B2 dan berat sendiri balok B2 ; dipakai untuk perhitungan kolom pada portal struktur ) Beban  P2 ( beban plat lantai pada balok anak dan berat sendiri balok anak ) Beban terpusat pada balok B1 4. Menghitung beban angin dan beban gempa 5. Input data pada portal ( sap ; etabs ; staadpro 

Menghitung Ukuran, Dimensi Pondasi Menerus Batu Kali

Cara Menghitung Ukuran / Dimensi Pondasi Menerus Hitungan pondasi harus dibuat dan direncanakan pada keadaan yang paling aman bagi konstruksi bangunan tersebut, artinya beban bangunan yang dipakai harus yang terbesar dan sebaliknya kekuatan daya dukung tanah di bawah pondasi dipakai yang terkecil. Rumus Pondasi =P / σ t Keterangan: P = Beban bangunan yang didukung oleh pondasi, yaitu: Berat pasangan bata termasuk kolom praktisnya Berat Atap Berat Plafond Berat Balok Sloof, dan Balok Keliling Atas Berat sendiri Pondasi Berat tanah di atas Pondasi Untuk menghitung berat konstruksi dari bangunan dan bahannya, dipakai Peraturan Muatan Indonesia, NI – 18. Berat pasangan bata dengan perekat 1kp : 1pc : 2ps  adalah 1.700 kg/m3. Bila dipakai perekat 1pc : 2ps : beratnya 2.000 kg/m3. Untuk pasangan bata dengan perekat campuran kapur dan semen atau sebagian pakai perekat kapur dan sebagian lagi dengan perekat semen dapat dipakai berat rata-rata 1.800 kg/m3. Berat ini sudah t

Memahami hubungan struktur pondasi, sloof, kolom, dan ringbalok pada rumah tinggal

Komponen struktur utama bangunan yang perlu dipahami dalam membangunan rumah adalah : Pondasi Penulangan beton (sloof, kolom, dan ring balok) Kuda-kuda dan atap untuk bagian lain lebih merupakan komponen non struktural yaitu : Eksterior dan Interior Berikut adalah gambaran / ilustrasi bagian struktur bangunan selain atap, meliputi hubungan antara pondasi, sloof, kolom dan ringbalok serta hubungan dengan dinding dan kusen. hubungan pondasi, sloof, kolom, ringbalok, dinding dan kusen